Kamis, 29 Maret 2012

obyek favorite di Semarang

Tugu Muda dan Lawang Sewu adalah yang menjadi symbol Kota Semarang. Tugu Muda adalah tugu berbentuk lilin dimana pada dindingnya terdapat relief cerita perjuangan Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Sedangkan Lawang Sewu merupakan bangunan unik kantor perkeretaapian pada zaman Belanda dengan banyak jendela dan pintu (Katanya jumlahnya 1000 jadi diberi nama Lawang Sewu = Pintu Seribu). Dimana dalam ruangan-ruangan Lawang Sewu masih berhawa angker dan mistis. Sedangkan Museum Mandala Bakti adalah museum yang menyimpan  barang – barang bersejarah saat perjuangan revolusi seperti alat –alat tempur, dll. Disekitar kawasan tugu nuda , juga ada Wisma Perdamaian yang merupakan rumah dinas gubernur Jawa Tengah. Kawasan tersebut terdapat dalam satu kompleks di sekitar Tugu Muda, yang lebih enak jika dikunjungi malam hari yang dihiasi dengan ornamen lampu berwarna warni dan ada paket wisata malamnya di Lawang Sewu.

klenteng sam poo kong

Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Tanda eyang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an".


Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu., orang Indonesia keturunan cina menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng - mengingat bentuknya berarsitektur cina sehingga mirip sebuah kelenteng. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Padahal laksamana cheng ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. Hal ini dapat dimeklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.
Menurut cerita, Laksamana Zheng He sedang berlayar melewati laut jawa ada seorang awak kapalnya yang sakit, ia memerintahkan membuang sauh. Kemudian ia merapat ke pantai utara semarang dan mendirikan sebuah masjid di tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi kelenteng. Bangunan itu sekarang telah berada di tengah kota Semarang di akibatkan pantai utara jawa selalu mangalami pendangkalan diakibatkan adanya sedimentasi sehingga lambat-laun daratan akan semakin bertambah luas kearah utara.
Konon, setelah Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang ditempat itu. Zheng He memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam.

Masjid Agung Jawa Tengah ( MAJT )
Masjid Agung Semarang atau Masjid Agung Jawa Tengah adalah masjid yang terletak di Semarang, provinsi Jawa Tengah.
Masjid ini dibangun pada tahun 2001 sampai dengan 2006. Masjid ini berdiri di atas lahan 10 hektar. Masjid Agung diresmikan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) merupakan masjid provinsi bagi provinsi Jawa Tengah.
Keberadaan bangunan masjid ini tak lepas dari Masjid Besar Kauman Semarang. Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya tanah banda (harta) wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang yang telah sekian lama tak tentu rimbanya. Raibnya banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang berawal dari proses tukar guling tanah wakaf Masjid Kauman seluas 119,127 ha yang dikelola oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) bentukan Bidang Urusan Agama Depag Jawa Tengah. Dengan alasan tanah itu tidak produktif, oleh BKM tanah itu di tukar guling dengan tanah seluas 250 ha di Demak lewat PT. Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT. Tensindo milik Tjipto Siswoyo.
Hasil perjuangan banyak pihak untuk mengembalikan banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang itu ahirnya berbuah manis setelah melalui perjuangan panjang. MAJT sendiri dibangun di atas salah satu petak tanah banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang yang telah kembali tersebut.
Pada tanggal 6 juni 2001 Gubernur Jawa Tengah membentuk Tim Koordinasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah untuk menangani masalah-masalah baik yang mendasar maupun teknis. Berkat niat yang luhur dan silaturahmi yang erat, dalam waktu kerja yang amat singkat keputusan-keputusan pokok sudah dapat ditentukan : status tanah, persetujuan pembiayaan dari APBD oleh DPRD Jawa Tengah, serta pemiilhan lahan tapak dan program ruang.
Kemudian pembangunan masjid tersebut dimulai pada hari Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama Ri, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto. Pemasangan tiang pancang pertama tersebut juga dihadiri oleh tujuh duta besar dari Negara-negara sahabat, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Mesir, Palestina, dan Abu Dabi. Dengan demikian mata dan perhatian dunia internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut.
MAJT diresmikan pada tanggal 14 November 2006 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono. Masjid dengan luas areal tanah 10 Hektar dan luas bangunan induk untuk shalat 7.669 meter persegi secara keseluruhan pembangunan Masjid ini menelan biaya sebesar Rp 198.692.340.000.
Meskipun baru diresmikan pada tanggal 14 Nopember 2006, namun masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal tersebut. Masjid megah ini telah digunakan ibadah shalat jum’at untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 2004 dengan Khatib Drs. H. M. Chabib Thoha, MA, (Kakanwil Depag Jawa Tengah)

Kota Lama



Kota Lama adalah potongan sejarah, karena dari sinilah ibukota Jawa Tengah ini berasal. Semarang dan Kota Lama seperti dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan begitu saja. Dan tentu saja ini menghadirkan keunikan tersendiri. Sebuah gradasi yang bisa dibilang jarang ada ketika dua generasi disatukan hingga menciptakan gradasi yang cantik sebenarnya.
.
Pada dasarnya area Kota Lama Semarang atau yang sering disebut Outstadt atau Little Netherland mencakup setiap daerah di mana gedung-gedung yang dibangun sejak zaman Belanda. Namun seiring berjalannya waktu istilah kota lama sendiri terpusat untuk daerah dari sungai Mberok terus ke arah timur , ada gereja blenduk dan sekitarnya.
Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah. Hal ini tentunya bisa dibilang wajar karena faktanya wilayah ini dibangun saat Belanda datang. Tentunya mereka membawa sebuah konsep dari negara asal mereka untuk dibangun di Semarang yang nota bene tempat baru mereka. Tentunya mereka berusaha untuk membuat kawasan ini feels like home bagi komunitas mereka.
Dari segi tata kota, wilayah ini dibuat memusat dengan gereja Blenduk dan kantor-kantor pemerintahan sebagai pusatnya. Mengapa gereja? Karena pada saat itu pusat pemerintahan di Eropa adalah gereja dan gubernurnya. Gereja terlibat dalam pemerintahan dan demikian pula sebaliknya.
Bagaimanapun bentuknya dan apapun fungsinya saat ini, Kota Lama merupakan aset yang berharga bila dikemas dengan baik. Sebuah bentuk nyata sejarah Semarang dan sejarah Indonesia pada umumnya.
smoga saja , ada perhatian khusus dari Pemkot Semarang untuk kota lama ini agar bisa menjadi tempat wisata yang murah , baik untuk wisata lokal dari semarang sendiri maupun dari kota2 lain-nya.

Rabu, 28 Maret 2012

maskot kotaku


Tugumuda adalah landmark kota Semarang. Bagi warga Semarang yang berdomisili di Semarang maupun yang telah menyebar keseantero dunia pasti akan teringat dan tekenag kotanya bila mendengar kata Tugumuda.
Meskipun di Semarang banyak lokasi yang indah dan strategis seperti Simpang lima yang menjadi jantung kota, Gombel Indah sebagai lokasi melihat pemandangan kota bawah, pantai dan pelabuhan maupun lokasi lain, Tugumuda tetap menjadi ikon atau landmark yang terus dan akan dikenal oleh warganya maupun warga kota lain yang pernah berkunjung di Semarang.
Tugumuda bukan hanya sekedar batu hitam yang menjulang kelangit atau tugu penghias bundaran taman. Namun bagi kota warga Semarang tugu ini merupakan simbol dan kenangan getirnya warga Semarang dalam mempertahankan arti kata Merdeka. Tugumuda adalah monument yang dibangun sebagai perwujudan heroik warga Semarang khususnya pemuda pemudi dalam melawan penjajah Jepang pada tanggal 14 – 19 Oktober 1945.  Berkobarnya perang selama lima hari tersebut, entah sudah berapa nyawa yang melayang. Sebagai wujud penghormatan bagi para pejuang, hingga saat ini pemerintah kota Semarang selalu mengenangnya dan memperingatinya dengan sebutan”Pertempuran Lima Hari di Semarang”.
Tugumuda berlokasi di tengah jantung Semarang. Lokasi yang sangat strategis karena dikelilingi oleh beberapa bangunan yang sangat prestisius. Wisma Perdamaian yang menjadi dalemnya Gubernur Jawa Tengah tepat berada barat. Kantor Administrasi Walikota Semarang juga tepat di utaranya, Musium manggala Bhakti berlokasi di sebelah utara. Sedang Balaikota Semarang hanya dua ratus meter sebelah utara Tugumuda. Tugumuda dikelilingi oleh taman rindang ini merupakan poros pertemuan antara Jl. Mgr. Soegijopranoto, Jl. Dr. Soetomo, Jl. Pandanaran, Jl. Pemuda dan Jl. Imam Bonjol.
Pembangunan Tugumuda yang ada pada lokasi saat ini peletakan batu pertamanya oleh Gubernur Jawa Tengah Boediono pada tangal 10 Nopember 1951. Sedang peresmiannya oleh Presiden RI Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Pembangunan Tugumuda sendiri dimulai dari dibentuknya panitia Tugu Muda oleh Walikota hadi Soebeno pada tahun 1951.Tugumuda didesain oleh Salim, relief pada kaki tugu monument dikerjakan oleh para seniman yang dikomandoi oleh Hendro. Karena merupakan perwujudan perjuangan warga kota Semarang dalam melawan tentara Jepang. Tugumuda didesain berbentuk lilin dengan penampang segilima dengan bentuk api diatasnya. Lilin merupakan lambing api perjuangan yang terus menyala. Sedang relief pada kaki tugumuda menggambarkan heroiknya perjuangan warga Semarang dalam perang melawan tentara penjajah. Disekeliling tugu terdapat kolam yang terdapat air mancur. Sedang taman dan lampu warna warni menghias seputar taman dengan tanaman hijau dan rumput yang sangat indah, asri dan terawatt.
Pada awal tahun 1990 taman sebeleh barat Tugu yang berhadapan langsung dengan Wisma Perdamaian yang merupakan rumah dinas Gubernur jawa tengah  pernah diletakkan patung dua ekor sapi dan induk ayam dan beberapa anaknya yang sedang mencari makan . Patung-patung tersebut setiap sore dijadikan warga Semarang untuk rekreasi warga Semarang dengan mengajak anak-anaknya untuk naik diatas punggung sapi. Maka alur lalulintas diseputar tugumuda menjadi tersendat. Selain mengurangi arti makna Tugumuda sebagai symbol perwujudan perjuangan ternyata patung-patung tersebut mengganggu keindahan dan lalulintas. Maka protespun bermunculan yang dialamatkan pada dinas pengelola taman. Akhirnya patung-patung tersebut dipindahkan dari lokasi Tugumuda.
Saat ini tugumuda terlihat gagah menjulang, taman asri dengan tanaman yang rindang. Dimalam hari akan terlihat indah dengan sinar aneka warna yang bertaburan. Anda tertarik ……silahkan datang sekaligus dapat belanja oleh-oleh khas Semarang berupa Bandeng Presto, Wingko babat, Moci dan lain-lain yang berlokasi hanya empat ratus meter dari Tugumuda tepatnya di Jl. Pandanaran.